Ticker

6/recent/ticker-posts

Perjuangan Ibu-Ibu Rela Menyumbangkan Emas untuk Pembelian Pesawat Terbang Indonesia


Memang Indonesia tumbuh para pejuang diantaranya kaum ibu-ibu di masa kolonial Belanda telah membuktikan dengan rasa nasionalismenya dan semangat bela negara menyumbangkan emas berupa gelang, kalung, dan anting.

Ibu-ibu yang dengan semangat juangnya menyumbangkan emasnya berasal dari Sumatera Barat Minangkabau. Ide atau gagasan berawal dari keinginan wakil presiden Bung Hatta yang pernah berkantor di Bukittinggi agar negara punya pesawat terbang. 

Sejarah menuturkan bung Hatta pernah berkantor di Bukittinggi untuk mempersiapkan Sumatera Barat sebagai wilayah alternatif jika Jogja jatuh pada periode Juni 1945 sampai Februari 1948. Maka di sentuhlah ibu-ibu untuk menyumbang emas dan terkumpullah 14 kilo emas pada 17 september 1947 emas tersebut dilebur menjadi padu. 

Selanjutnya dicarilah pesawat yang bisa dibeli dan pada akhirnya didapat pesawat jenis Auro Anson milik Paul Kengen seorang bekas pilot Inggris berkebangsaan Australia awal Desember 1947. Pesawat diantar langsung oleh Keegan ke Bukittinggi. 

Itulah sejarah ibu-ibu yang hebat turut berjuang memperjuangkan kemerdekaan di tanah air kita dengan rela menyumbangkan emas seberat 14 kilo emas. Patut kita ketahui bahwa banyak umat manusia yang dicetak untuk kemajuan sebuah negeri karena hasil pendidikan dan asuhan seorang ibu, tanpanya kita tidak ada apa-apa. Ibu lebih dari pejuang tanpa tanda jasa. 

Posting Komentar

0 Komentar