Ticker

6/recent/ticker-posts

Bertemu dengan Penulis Baduy Bicara

 


Sudah lama kami tak singgah ke Baduy. Salah satu tanah adat yang dijaga para keturunan hingga kini Baduy tetap lestari seperti dulu. Di Provinsi Banten hanya kawasan ini yang melestarikan kebudayaan, tradisi, keagamaan yang dianut sehingga alam pun terjaga pula. 

Ketika tiba di Ciboleger kami sempatkan singgah ke rumah pak Asep Kurnia seorang penulis buku Baduy bicara. Belai banyak memberikan semangat pada para mahasiswa yang ikut dengan saya. Meski serius tetapi guyonannya membuat kami ketawa. Akan tetapi guyonannya seperti tejadi dalam dunia nyata. Setelah kami merasa cukup lama mengobrol di rumah karena kami pun perlu ke Baduy maka kami berpamitan untuk meneruskan perjalanan ke Baduy. 

Kami mulai singgah di gapura atau Lawang Sekateng salah satu gapura masuknya ke kawaan Baduy. Tahun telah berganti keasrian rumah panggung terhampar, semua berumah panggung. Tak ada satupun rumah bertembok seperti rumah gedongan seperti di kota-kota atau rumah penduduk luar Baduy.  Tak ku temukan pula tiang listrik dan lampu listrik semua menggunakan lampu minyak, kalau gak lampu lilin.  Menurut orang tua dulu Baduy sudah ditawari pemerintah pasang listrik karena ingin menjaga amanat buyutnya hingga kini Baduy masih tetap seperti ini. Dengan seperti ini banyak yang suka datang ke tanah Baduy baik turis lokal maupun mancanegara. 

Perekonomian pun membantu masyarakat Baduy yang kreatif tangan-tangannya mengolah alam menjadi cidera mata atau sopenir di jajakan di teras rumahnya. Ada bahan makanan seperti gula aren, dan sekarang lagi musim durian. Terlihat durian dipanggul dijalanan dari mulai tua muda hingga anak-anak memanggul durian dari kebun mereka. Terlihat pula dijajakan dengan harga yang cukup terjangkau hanya 25 ribu saja kita bisa mencicipinya 

Durian Baduy yang matang di pohon sungguh nikmat rasanya. Kami berpapasan di jalan, diantara kebun pak tua menawarkan durian pada kami dengan harga tak begitu mahal awal menawarkan 25 ribu tapi kami tawar dengan harga 20 ribu dan pak tua itu menyepakatinya. Begitu dikupas durian itu, begitu tebal dan nikmat rasanya. 



Posting Komentar

0 Komentar